Putuskan dengan Hatimu
Sederhana sekali kalimat perintah itu untuk diucapkan oleh setiap insan. Siapapun dapat mengucapkannya dengar benar tanpa bersusah payah mengejanya, tanpa kesulitan mengartikannya, dengan memejamkan mata sekalipun kalimat itu dapat dengan sangat mudah diucapkan. Tetapi apakah yang mengucapkannya dan yang membaca atau mendengarkan kalimat tersebut dapat memahami makna dan hakekatnya?
Sungguh sebuah hal yang tak ternilai besarnya saat diri ini kembali mengingat akan kalimat perintah itu ‘Putuskanlah dengan mata hatimu…!’ pada saat kita mengalami kebimbangan dan dalam keraguan untuk memutuskan sesuatu. Dimana kita di paksa untuk memainkan emosi dan akal pikiran menjadi 1 hal yang mutlak untuk menemukan jawabannya.
Setiap saat kalimat itu dapat dijadikan ‘alarm’ diri pada kondisi sesulit apapun, karena secara tidak langsung, diri ini di ajak untuk mengintrospeksi terhadap keadaan yang terjadi dan harus memaknai apa yang sebenarnya terjadi, menundukkan emosi sesaat, keakuan/egoisme, nafsu menguasai, ketakberdayaan, keunggulan/signifikan, harapan, kekhilafan, dan segudang sifat yang menguasai diri disaat kita merasa yang paling benar.
Secara perlahan diri ini juga diajak berkomunikasi, dalam pola pemikiran yang terkonsentrasi diurai kekusutannya, dan pola pikir yang jernih seakan mengaliri otak dengan enzyme ketenangan yang akan membantu mengurai persoalan. Perlahan muncul kesadaran, kesabaran, keyakinan, keikhlasan dan rasa syukur karena telah memaknai kehidupan dengan mata batin. Memaknai kehidupan dengan hakekatnya, memandang hidup dan dinamikanya sebagai satu kesatuan dan karunia.
Bulir pikiran jernih itu terikat erat dalam aliran darah yang mengalir pada setiap sudut sel hingga ke sel otak, sejuk dan menyejukkan, menebarkan pandangan, pendengaran dan perasaan yang tenang. Keputusan sederhana, tepat dan terbaik muncul dengan halus diantara jernihnya pikiran dan ketenangan mata hati. Keputusan tepat datang dari mata hati, dibulatkan di palung hati yang paling dalam dari setiap insan manusia, relung paling jernih dan pintu terdekat untuk selalu bersamaNya.
Hidup akan menjadi lebih indah dikala setiap persoalan menjadi lebih nyata dan sederhana penyelesaiannya. Tak ada lagi rasa yang paling benar, yang paling kuasa, yang paling hebat, yang paling, yang paling dan yang paling, yang sering menjerumuskan manusia pada kekhilafan dan penyesalan.
Mata hati yang jernih, tenang dan dekat denganNya membimbing diri ini untuk dapat mengkaji sebuah pilihan dan jawabannya, dengan menjadikan jawaban itu lebih bijaksana.
Putuskanlah dengan mata hatimu…..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar